Mula

Quote

Hei, apapun yang terjadi,

Aku percaya semuanya akan berakhir dengan indah.

Dari mana, tanyamu?

Karena aku percaya.

Jika manusia tidak memiliki rasa percaya, apa yang akan ia rasakan?

Bila insan tak punya percaya, bagaimana ia tahu bahwa ia tak percaya?

Di balik bulan sabit yang menerangi dan diri yang gelisah, aku selalu yakin bahwa aku harus memiliki rasa “percaya”. Percaya pada diri, percaya pada keadaan, percaya pada situasi, percaya padamu.

Satu hal lain yang aku percaya: sebelum percaya akan hal lain, percayalah pada dirimu sendiri.

Percaya

Lalu, siapa “diri” yang aku percaya ini?

Aku Naufarrel Zhafif Abhista, tapi kamu bisa memanggilku Nau.

Aku seorang mahasiswa Teknik Informatika 2023 yang sedang meraba dunia.

Kepercayaanku ini hidup dalam harmoni (dan terkadang, kekacauan) dengan kontradiksi.

Aku percaya pada pemikiran manusia. Aku akan selalu menganalisis masalah sampai ke akarnya. Kamu akan sering menemukanku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Kadang, kutuangkan pikiranku dalam cerita seperti ini (yang kutulis atau kubicarakan pada orang), atau pada baris kode yang secara runtut mencoba menelaah masalah.

Tapi di saat yang sama, aku percaya pada imajinasi manusia. Aku percaya bahwa beberapa hal terbaik dalam hidup tidak bisa dijelaskan oleh logika. Beberapa kali ku mendengar lagu, ku menemukan ‘makna’ yang utuh tanpa perlu kata-kata—sebuah ‘wujud nan hidup’ dari perasaan yang melampaui analisis.

Tak ayal, konversasi sesama insan dan bertransaksi antar hati selalu menarik untukku, terutama mereka yang melibatkan pemikiran dan imajinasi. Pemikiran membantuku menganalisis masalah mereka, dan imajinasi membantuku merasakan apa yang tak terucap. Kedua hal ini membuka empatiku untuk temanku, memastikan mereka selalu tenang bila bersamaku.

Jeda

Bahkan rasa “percaya” butuh istirahat.

Saat aku perlu rehat dari “melukis jalan”, kamu akan menemukanku sedang:

  • Tenggelam dalam Cerita: Membaca novel, menonton film, atau melihat mimpi dalam tidur, di mana aku bisa meminjam keyakinan tokohnya untuk sejenak.
  • Mencari Harmoni: Mendengarkan musik J-Pop, membiarkan melodi mengambil alih keresahan bulan sabit itu.
  • Menjadi Pengamat: Hanya duduk menikmati diri, mengamati orang, dan memakan kehidupan dalam diam.

Kelana

Selama aku berkelana, beberapa kali aku singgah, memaknai hidup lebih jauh.

Aku percaya bahwa semua pengalaman ini adalah bagian dari “lukisan” yang lebih besar.

Lagipula, tujuan akhirku bukanlah mencari uang belaka, melainkan membangun keluarga yang sejahtera, untuk pasanganku dan anakku nanti. Tulisanku ini adalah bukti dari langkah-langkah yang aku ambil karena aku percaya.


Jadi, selamat datang di duniaku. Aku harap kamu menemukan sesuatu di sini yang membuatmu “percaya”—entah itu padaku, atau pada dirimu sendiri, baik itu sekarang, maupun masa depanmu nanti.

Dibuat dengan 💚 sebagai bagian dari UTS Komunikasi Interpersonal